Selasa, 06 Desember 2016

LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN-PERSEDIAAN

File Download : https://www.scribd.com/document/333356184/Laba-Atas-Transaksi-Antar-Perusahaan

LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN- PERSEDIAAN

TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTAR PERUSAHAAN
Pendapatan diakui ketika pendapatan tersebut direalisasi, yaitu ketika pendapatan tersebut diperoleh. Dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan, pendapatan yang diperoleh harus berasal dari penjualan kepada entitas luar (pihak luar). Pendapatan atas penjualan antara perusahaan-perusahaan afiliasi tidak dapat diakui sampai barang tersebut dijual keluar dari entitas yang dikonsolidasikan.
1.     Eliminasi  Pembelian dan Penjualan Antar Perusahaan
Penjualan dan pembelian antar perusahaan afiliasi dieliminasi dalam proses konsolidasi untuk melaporkan penjualan dan pembelian (atau harga pokok penjualan) kepada entitas luar. Berikut contoh transaksi eliminasi pembelian dan penjualan antarperusahaan afiliasi.
Contoh Kasus 1:
Fren Corporation mendirikan sebuah anak perusahaan, Smart Company pada tahun 2006 untuk menjual lini produk Fren Corporation. Semua pembelian Smart berasal dari Fren dengan harga 20% di atas harga perolehan Fren. Selama tahun 2003 Fren membeli barang dagang dari entitas lain sebanyak Rp 20.000.000 dan menjual barang dagangan senilai Rp 20.000.000 tersebut kepada Smart dengan harga Rp 24.000.000, dan Smart menjual semua barang dagangannya pada para pelanggannya dengan harga Rp 30.000.000, ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagangan dicatat dengan buku terpisah Fren dan Smart adalah sebagai berikut:

PEMBUKUAN FREN ( dalam ribuan )
Untuk mencatat pembelian kredit dari entitas lain


Persediaan (+A)             
      Hutang dagang (+L)
Rp 20.000

Rp 20.000
Untuk mencatat penjualan antar perusahaan kepada Smart


Piutang Usaha – Smart (+A)
      Penjualan (R, +SE)
Rp 24.000

Rp 24.000
Untuk mencatat harga pokok penjualan kepada Smart


Harga pokok penjualan (E, -SE)
      Persediaan (-A)
Rp 20.000

Rp 20.000

PEMBUKUAN SMART ( dalam ribuan )
Untuk mencatat pembelian antarperusahaan dari Fren


Persediaan (+A)             
      Hutang dagang (+L)
Rp 24.000

Rp 24.000
Untuk mencatat penjualan kepada entitas lain


Piutang Usaha (+A)
      Penjualan (R, +SE)
Rp 30.000

Rp 30.000
Untuk mencatat harga pokok penjualan kepada entitas lain


Harga pokok penjualan (E, -SE)
      Persediaan (-A)
Rp 24.000

Rp 24.000
Pada akhir tahun 2006, penjualan Fren termasuk yang dijual ke Smart, adalah Rp 24.000.000 dan harga pokok penjualannya termasuk harga barang dagangan yang ditransfer ke Smart sebesar Rp 20.000.000. Penjualan Smart termasuk penjualan barang dagang kepada entitas lain, Rp 30.000.000 dan harga pokok penjualannya sebesar Rp 24.000.000. Karena Fren dan Smart dianggap sebagai entitas tunggal untuk tujuan pelaporan, penjualan dan harga pokok penjualan gabungan disajikan terlalu besar sejumlah Rp 24.000.000. Kelebihan tersebut dieliminasi dalam kertas kerja konsolidasi. Eliminasi kertas kerja adalah sebagai berikut:  (dalam ribuan)


Fren
100% Smart
Penyesuaian dan Eliminasi
Konsolidasi
Penjualan
Harga pokok penjualan
     Laba kotor
Rp 24.000
     
      20.000
Rp   4.000
Rp 30.000
    
      24.000
Rp   6.000
a.     24.000


a.   24.000
Rp 30.000
    
      20.000
Rp 10.000

Eliminasi kertas kerja tidak mempengaruhi laba bersih konsolidasi karena jumlah eliminasi penjualan dan harga pokok penjualan adalah sama, dan gabungan laba bruto sama dengan laba bruto konsolidasi. Selain eliminasi pos laba untuk perusahaan, eliminasi piutang dan hutang antar perusahaan harus dilakukan dalam proses konsolidasi.
2.     Eliminasi Laba yang Belum Realisasi dalam Persediaan Akhir
Entitas konsolidasi merealisasikan dan mengakui laba atas penjualan antar perusahaan afiliasi pada saat barang dijual kepada entitas luar. Persediaan akhir perusahaan afiliasi pembeli mencerminkan laba dan rugi atas penjualan antar perusahaan karena persediaan tersebut lebih mencerminkan harga transfer perusahaan. Contoh transaksi eliminasi laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir masih melanjutkan kasus 1 diatas.
Contoh Kasus 2:
Selama tahun 2007 Fren membeli barang dagang dari entitas lain sebanyak Rp 30.000.000 dan menjual barang dagang senilai Rp 30.000.000 tersebut kepada Smart sehargaRp 36.000.000. Smart menjual barang dagangnya sebanyak Rp 30.000.000 kepada para pelanggannya dengan harga Rp 37.500.000. Ayat jurnal yang berhubungan dengan transfer  barang dagang antar perusahaan selama tahun 2007 adalah sebagai berikut:

PEMBUKUAN FREN  ( dalam ribuan )
Untuk mencatat pembelian kredit dari entitas lain


Persediaan (+A)             
      Hutang dagang (+L)
Rp 30.000

Rp 30.000
Untuk mencatat penjualan antar perusahaan kepada Smart


Piutang Usaha – Smart (+A)
      Penjualan (R, +SE)
Rp 36.000

Rp 36.000
Untuk mencatat harga pokok penjualan kepada Smart


Harga pokok penjualan (E, -SE)
      Persediaan (-A)
Rp 30.000

Rp 30.000

PEMBUKUAN SMART ( dalam ribuan )
Untuk mencatat pembelian antarperusahaan dari Fren


Persediaan (+A)             
      Hutang dagang (+L)
Rp 36.000

Rp 36.000
Untuk mencatat penjualan kepada entitas lain


Piutang Usaha (+A)
      Penjualan (R, +SE)
Rp 37.500

Rp 37.500
Untuk mencatat harga pokok penjualan kepada entitas lain


Harga pokok penjualan (E, -SE)
      Persediaan (-A)
Rp 30.000

Rp 30.000

Penjualan Fren tahun 2007 kepada Smart Rp 36.000.000 dan harga pokok penjualannya mencerminkan harga pokok dagangan yang ditransfer kepada Smart sebesar Rp 30.000.000, Penjualan Smart tahun 2007 sebesar Rp 37.500.000 terdiri dari barang dagang yang diperoleh dari Fren, dan harga pokok penjualannya sebesar Rp 30.000.000 dari Rp 36.000.000 harga transfer barang dagangan yang diperoleh Fren. Hal ini sama dengan Rp 30.000.000/Rp 36.000.000 atau 5/6. Sisa barang dagang yang diperoleh dari Fren tahun 2007 tetap ada dalam persediaan Smart pada tanggal 31 Desember 2007 dengan harga transfer  Rp 6.000.000, termasuk laba yang belum direalisasi sebesar Rp 1.000.000 ( berasal dari sisa laba 1/6 x Rp 6.000.000).
Jurnal eliminasi dalam kertas kerja oleh Fren Corporation adalah sebagai berikut :
Penjualan resiprokal (dari Fren ke Smart), yaitu penjualan sebesar Rp 36.000.000
Jurnal eliminasi yang dibuat :
Penjualan                                             Rp 36.000.000
        Harga pokok penjualan                            Rp 36.000.000

Laba yang belum direalisasi, pada persediaan akhir tahun masih tersisa sebesar Rp1.000.000 ( 1/6 dari harga transfer Rp 6.000.000)
Jurnal eliminasi yang dibuat :
Harga pokok penjualan                       Rp 1.000.000
         Persediaan                                                          Rp 1.000.000

Kertas kerja eliminasi yang dibuat oleh Fren tahun 2007 sebagai berikut : (dalam ribuan)

Fren
100% Smart
Penyesuaian dan Eliminasi
Konsolidasi
Laporan laba rugi
Penjualan
H.pokok penjualan
     Laba kotor
Neraca
Persediaan

Rp 36.000
      30.000
Rp   6.000

Rp 37.500
      30.000
Rp   7.500

Rp   6.000

a.     36.000
b.      1.000


a.   36.000


b.     1.000

Rp 37.500
      25.000
Rp 12.500

Rp   5.000







Debit harga pokok penjualan pada jurnal eliminasi diatas mengurangi laba dengan peningkatan harga pokok penjualan konsolidasi, dan kredit mengurangi nilai persediaan dari harga transfer antar perusahaan menjadi harga perolehan. Dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan, persediaan akhir Smart disajikan terlalu besar sejumlah laba yang belum direalisasi Rp 1.000.000 Oleh karena persediaan akhir yang disajikan terlalu besar menyebabkan harga pokok penjualan terlalu rendah dan laba bruto menjadi terlalu tinggi, kesalahan tersebut diperbaiki dengan ayat jurnal kertas kerja b, yang menambah (debit) harga pokok penjualan dan mengurangi (kredit) persediaan akhir yang disajikan terlalu besar tersebut. Ayat jurnal eliminasi ini mengurangi laba bruto konsolidasi sebesar Rp 1.000.000 ( pengaruh pada laporan laba rugi) dan persediaan akhir konsolidasi sebesar Rp 1.000.000 (pengaruh pada neraca).

METODE EKUITAS
Pada tanggal 31 Desember 2007, Fren menghitung pendapatan investasinya dengan cara yang biasa kecuali bahwa laba antar perusahaan sebesar Rp 1.000.000 harus ditangguhkan. Dalam ayat jurnal konsolidasi satu baris Fren, pendapatan dari Smart akan dikurangi dengan laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir sebesar Rp 1.000.000, karenanya , akun investasi pada Smart juga akan dikurangi sebesar  Rp 1.000.000.
1.     Pengakuan Laba yang Belum Direalisasi dalam Persediaan Awal
Laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir akan direalisasi ketika barang dagang dijual kepada pihak  diluar entitas konsolidasi. Realisasi terjadi pada periode fiskal berikutnya, sehingga pengakuan ditunda sampai tahun berikutnya. Pengakuan laba yang  belum direalisasi mengharuskan kredit pada harga pokok penjualan pada kertas kerja karena jumlah persediaan tercermin dalam harga pokok penjualan jika sistem perpetual yang digunakan. Berikut ini contoh kasus untuk transaksi pengakuan laba yang belum direalisasi pada persediaan awal. Contoh transaksi masih melanjutkan kasus 1 dan 2 diatas.
 Contoh kasus 3:
Selama tahun 2008 Fren Corporation menjual barang dagang senilai Rp 40.000.000 kepada Smart Company dengan harga Rp 48.000.000 dan Smart menjual 75% dari barang dagang tersebut  dengan harga Rp 45.000.000, Smart juga menjual barang dagang dari persediaan awalnya (harga perolehan Rp 6.000.000) kepada para pelanggannya dengan harga Rp 7.500.000. ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagang yang ditransfer.

PEMBUKUAN FREN  ( dalam ribuan )
Untuk mencatat pembelian kredit dari entitas lain


Persediaan (+A)             
      Hutang dagang (+L)
Rp 40.000

Rp40.000
Untuk mencatat penjualan antar perusahaan kepada Smart


Piutang Usaha – Smart (+A)
      Penjualan (R, +SE)
Rp 48.000

Rp 48.000
Untuk mencatat harga pokok penjualan kepada Smart


Harga pokok penjualan (E, -SE)
      Persediaan (-A)
Rp 40.000

Rp 40.000


PEMBUKUAN SMART ( dalam ribuan )
Untuk mencatat pembelian antarperusahaan dari Fren


Persediaan (+A)             
      Hutang dagang (+L)
Rp 48.000

Rp 48.000
Untuk mencatat penjualan kepada entitas lain sebesar Rp45.000 dan Rp7.500


Piutang Usaha (+A)
      Penjualan (R, +SE)
Rp 52.500

Rp 52.500
Untuk mencatat harga pokok penjualan kepada entitas lain (harga transfer Rp 48.000x 75% yang dijual dan Rp 6.000 dari persediaan awal)


Harga pokok penjualan (E, -SE)
      Persediaan (-A)
Rp 42.000

Rp 42.000

Catatan : Transaksi penjualan dan pembelian oleh Fren dan Smart sebagai entitas konsolidasi berakibat pada akhir tahun 2008, Smart masih memiliki persediaan akhir sebesar 25% yaitu sebesar Rp 12.000.000 (Rp 48.000.000 x 25%) karena Smart baru menjual barang dagangan yang dibeli dari Fren sebanyak 75%. Persediaan akhir Smart tahun 2008 termasuk laba yang belum direalisasi sebesar Rp 2.000.000 {Rp 12.000.000 – (Rp 12.000.000/1,2 harga transfer)} atau nilai persediaan akhir harga transfer (fren) Rp 10.000.000.  
Ayat jurnal yang dibuat oleh Fren untuk mengeliminasi transaksi resiprokal dan mengakui laba yang sebelumnya ditangguhkan dari persedian awal tahun adalah sebagai berikut :
a.       Mengeliminasi transaksi penjualan dan pembelian antarperusahaan
Jurnal yang dibuat :
Penjualan                                             Rp 48.000.000
        Harga pokok penjualan                                        Rp 48.000.000
b.      Mengakui laba dari persediaan awal yang sebelumnya ditangguhkan
Jurnal yang dibuat :
Investasi dalam Smart                         Rp   1.000.000
        Harga pokok penjualan                                        Rp  1.000.000
c.       Mengeliminasi laba antarperusahaan pada persediaan akhir (laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir
Jurnal yang dibuat :
Harga pokok penjualan                       Rp   2.000.000 
        Persediaan                                                              Rp  2.000.000
Kertas kerja eliminasi yang dibuat oleh Fren tahun 2008 sebagai berikut : (dalam ribuan)

Fren
100% Smart
Penyesuaian dan Eliminasi
Konsolidasi
Laporan laba rugi
Penjualan
H.pokok penjualan
    
       Laba kotor
Neraca
Persediaan

Investasi dalam Smart

Rp 48.000
      40.000

Rp   8.000



     XXX

Rp 52.500
      42.000

Rp 10.500

Rp 12.000

a.     48.000
c.       2.000





b.      1.000


a.   48.000
b.     1.000


c.     2.000

Rp 52.500
    
      35.000
Rp 17.500

Rp 10.000
Ayat jurnal kertas kerja a dan c pada dasarnya sama seperti ayat jurnal untuk tahun 2007. Tujuannya adalah untuk mengeliminasi pembelian dan penjualan antar perusahaan dan menangguhkan laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir. Dari sudut pandang konsolidasi, kelebihan persediaan awal sebesar  Rp 1.000.000 menyebabkan harga pokok penjualan dalam tahun 2008 menjadi terlalu besar. Ayat jurnal b mengakui laba yang sebelumnya ditangguhkan (tahun 2007) dengan mengurangi harga pokok penjualan konsolidasi dan karenanya meningkatkan laba bruto konsolidasi. Debit akun investasi dalam Smart merupakan penyesuaian untuk ayat jurnal konsolidasi  satu baris yang mengurangi akun investasi pada Smart tahun 2007 untuk menangguhkan laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir tersebut. Contoh tersebut diatas tidak mencakup pengaruh transaksi persediaan antar perusahaan terhadap perhitungan hak minoritas atau terhadap akuntansi perusahaan induk menurut metodee ekuitas.

PENJUALAN DOWN STREAM (ARUS KE BAWAH) DAN UPSTREAM (ARUS KE ATAS)
Penjualan oleh perusahaan induk kepada perusahaan anaknya akan meningkatkan penjualan, harga pokok penjualan dan laba kotor perusahaan induk tetapi tidak mempengaruhi laba perusahaan anak sampai barang dagang tersebut dijual kepada entitas luar. Berikut ini akan diilustrasikan penangguhan laba antar perusahaan atau laba yang belum direalisasi atas penjualan downstream.
PENANGGUHAN LABA ANTARPERUSAHAAN DALAM PERIODE PENJUALAN ANTARPERUSAHAAN
Contoh kasus 4:
Park Corporation mempunyai 90% saham berhak suara Sori Corporation. Laporan laba rugi terpisah Park dan Sori untuk tahun 2006, sebelum mempertimbangkan laba yang belum direalisasi, adalah sebagai berikut :

Park Corp
Sori Corp
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba Kotor
       Rp  100.000
              (60.000)
                40.000
            Rp  50.000
                  (35.000)
                   15.000
Beban
                15.000
                     5.000
Laba Operasi
                25.000
                   10.000
Laba dari Sori
                  9.000
-
Laba Bersih
                34.000
                   10.000

Transaksi selama tahun 2006 adalah sebagai berikut :
Penjualan Park kepada Sori sebesar Rp 15.000 dengan laba sebesar Rp 6.250.
Persediaan Sori per 31 Desember 2006, termasuk 40% barang dagang dari transaksi antarperusahaan.
Pada pembukuan yang terpisah Park mengambil bagiannya atas laba Sori dan menangguhkan pengakuan laba yang belum direalisasi dengan membuat ayat jurnal berikut :
Investasi dalam Sori                Rp   9.000
                 Laba dari Sori                                            Rp  9.000
Laba dari Sori                            Rp   2.500
                 Investasi dalam Sori                                   Rp  2.500
Ayat jurnal kedua pada pembukuan Park mengurangi laba dari Sori yaitu dari Rp 9.000 menjadi Rp 6.500. Oleh karena bagian Park hanya sebesar Rp 9.000 (kepemilikan 90%) maka beban hak minoritas pada kertas kerja Park dicatat sebesar Rp 1.000.
Jurnal elimasi yang dibuat oleh Park per 31 Desember 2006 untuk mengeliminasi akun resiprokal adalah sebagai berikut :
Jurnal eliminasi :
Mengeliminasi penjualan dan pembelian resiprokal
Jurnal :
Penjualan                                 Rp 15.000
     Harga pokok penjualan                              Rp 15.000

Mengeliminasi laba antarperusahaan dari harga pokok penjualan dan persediaan
Jurnal :
Harga pokok penjualan           Rp  2.500
     Persediaan                                                  Rp  2.500
Mengeliminasi laba investasi dan menyesuaikan akun investasi dalam Sori per 1 Januari 2006 (dalam laporan konsolidasi tidak boleh ada laba atas transaksi antarperusahaan afiliasi)
Jurnal :
Laba dari Sori                         Rp  6.500
     Investasi dalam Sori                                   Rp  6.500

KERTAS KERJA PARK DAN PERUSAHAAN ANAK, SORI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006

Park
90% Sori
Penyesuaian dan Eliminasi
Laporan
Konsolidasi
Laporan laba rugi
Penjualan
Laba dari Sori
H.pokok penjualan
Beban
Beban hak minoritas
( Rp 10.000 x 10%)
Laba Bersih
Neraca
Persediaan
Investasi dalam Sori

Rp 100.000
6.500
(60.000)
(15.000)

Rp 31.500



XXX

Rp 50.000

(35.000)
(5.000)

Rp 10.000


Rp   7.500

a.     15.000
b.   6.500
c.   2.500



a.   15.000





b.   2.500
c.      6.500

Rp 135.000

( 82.500)
( 20.000)
(   1.000)
Rp   31.500


Rp   5.000


PENGAKUAN LABA ANTARPERUSAHAAN ATAS PENJUALAN KEPADA ENTITAS LUAR
Contoh Kasus 5:
Barang dagang yang diperoleh dari park selama tahun 2006 dijual oleh Sori pada tahun 2007, asumsi tidak ada transaksi antarperusahaan antara Park dan Sori selama tahun 2007. Laporan laba rugi terpisah tahun 2007 sebelum mempertimbangkan laba yang belum direalisasi dalam persediaan awal Sori sebesar Rp 2.500 adalah sebagai berikut :

Park Corp
Sori Corp
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba Kotor
       Rp  120.000
              (80.000)
                40.000
Rp  60.000
(40.000)
20.000
Beban
                20.000
5.000
Laba Operasi
                20.000
15.000
Laba dari Sori
                13.500
-
Laba Bersih
                33.500
15.000
Laba operasi Park tahun 2007 tidak dipengaruhi oleh laba yang belum direalisasi dalam persediaan Sori per 31 Desember 2006. Namun laba Sori tahun 2007  terpengaruh karena persediaan awal Sori lebih saji Rp 2.500 demikian pula untuk harga pokok penjualan. Dari sudut pandang Park laba investasinya akan dicatat dan disesuaikan sebagai berikut :
( Mencatat laba investasi dari Sori )
Investasi dalam Sori                Rp  13.500
     Laba dari Sori                                            Rp  13.500

( Untuk mencatat realisasi laba dari penjualan antarperusahaan tahun 2006 kepada Sori)
Investasi dalam Sori                Rp   2.500
            Laba dari Sori                                     Rp    2.500
Pada akhir tahun 2007 ayat jurnal diatas akan meningkatkan investasi dalam Sori dari Rp 13.500 menjadi Rp 16.000 dan laba bersih Park dari Rp 33.500 menjadi Rp 36.000.
Berikut ini jurnal eliminasi dan kertas kerja konsolidasi Park dan Sori :
Menyesuaikan atau mengakui laba dari persediaan awal yang sebelumnya ditangguhkan.
Jurnal :
Investasi dalam sori                Rp   2.500
     Harga pokok penjualan                              Rp    2.500
Mengeliminasi laba investasi dan menyesuaikan akun investasi ke dalam saldo awal.
Jurnal :
Laba dari Sori                         Rp  16.000
     Investasi dalam Sori                                   Rp  16.000

SEBAGIAN KERTAS KERJA PARK CORPORATION DAN PERUSAHAAN ANAK, SORI CORPORATION
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007

Park
Sori
Penyesuaian dan eliminasi
Laporan Konsolidasi
Debet
Kredit
Laporan laba rugi
Penjualan

Rp 120.000

Rp 60.000



Rp 180.000
Laba dari Sori
        16.000

b.    16.000


H.pokok penjualan
      (80.000)
    (40.000)

a.      2.500
     (117.500)
Beban
      (20.000)
    (  5.000)


     (  25.000)
Beban hak minoritas (Rp 15.000x10%)






     (   1.500)
Laba bersih
Rp  36.000
Rp  15.000


Rp  36.000
Neraca
Investasi dlm Sori

XXX


a.     2.500

b.   16.000


LABA YANG BELUM DIREALISASI DARI PENJUALAN UPSTREAM
Penjualan oleh anak perusahaan kepada induk perusahaannya akan meningkatkan penjualan, harga pokok penjualan dan laba kotor anak perusahaan, tetapi tidak memengaruhi laba operasi induk sampai barang dagang dijual kembali kepada entitas lain. Laba bersih induk perusahaan dipengaruhi, karena induk perusahaan mengakui bagiannya atas pendapatan anak perusahaan berdasarkan metode ekuitas. Jika anak perusahaan penjual adalah perusahaan afiliasi yang dimiliki 100%, induk perusahaan menangguhkan 100% dari laba yang belum direalisasi pada tahun terjadinya penjualan antar perusahaan. Jika anak perusahaan adalah perusahaan afiliasi yang hanya dimiliki sebagian, induk perusahaan juga hanya menangguhkan sebatas bagiannya atas laba anak perusahaan yang belum direalisasi.

Penangguhan Laba Antar Perusahaan Dalam Periode Penjualan Antar Perusahaan
Diasumsikan bahwa Salt Corporation (perusahaan anak) menjual barang dagang, yang dibeli seharga Rp 7.500.000, kepada Park Corporation (perusahaan induk) dengan harga Rp 20.000.000 selama tahun 2006 dan menjual 60% dari barang dagang tersebut kepada pihak luar dengan harga Rp 15.000.000 pada akhir tahun laba persediaan yang belum direalisasi sebesar Rp 5.000.000 (harga perolehan sebesar Rp 3.000.000 tetapi dimasukkan dalam persediaan Park sebesar Rp 8.000.000). Jika Salt melaporkan laba bersih tahun 2006 sebesar Rp 50.000.000, bagian Park diakui seperti dalam Peraga dibawah ini. Peraga tersebut membandingkan konsolidasi satu baris atas kepemilikan 100% dan kepemilikan sebesar 75% pada perusahaan anak.
Seperti diilustrasikan, Jika Park mencatat 100% dari pendapatan/laba Salt berdasarkan metode ekuitas, Park harus mengeliminasi 100% dari setiap laba yang belum direalisasi yang termasuk dalam laba tersebut. Jika Park hanya mencatat 75% dari laba Salt berdasarkan metode ekuitas, Park harus mengeliminasi hanya 75% dari laba yang belum direalisasi yang termasuk dalam laba Salt tersebut. Pada kedua kasus, semua laba yang belum direalisasi yang dicatat oleh Park dieliminasi dari akun laba dan investasi.
(dalam ribuan)
Bagian A
Jika Salt adalah anak perusahaan yang dimiliki 100%

Investasi pada Salt (+A)                                                      50.000
          Laba dari SaltR,+SE)                                                                  5.000
Untuk mencatat 100% pendapatan Salt yang
dilaporkan sebagai pendapatan dari anak perusahaan.

Laba dari Salt (-R,-SE)                                               5.000
         Investasi pada Salt                                                                                   5.000
Untuk menangguhkan 100% laba persediaan yang
Belum direalisasi yang dilaporkan Salt sampai direalisasi.
Ayat jurnal tunggal sebesar Rp 45.000
[(50.000 - 5.000) x 100%] dapat juga digunakan.

Bagian B
Jika Salt adalah anak perusahaan yang dimiliki 75%

Investasi pada Salt (+A)                                              37.500
          Laba dari Salt (R,+SE)                                                      37.500
Untuk mencatat 75% pendapatan/laba Salt yang dilaporkan
sebagai pendapatan/laba dari anak perusahaan.

Laba  dari Salt (-R,-SE)                                     37.500
           Investasi pada Salt (-A)                                                              37.500
Untuk menangguhkan 75% laba persediaan yang belum
direalisasi yang dilaporkan Salt sampai direalisasi.
Ayat jurnal tunggal sebesar Rp 33.750
[(50.000 - 5.000) x 75%] dapat juga digunakan.


Contoh : pengaruh transaksi arus ke bawah dan ke atas pada perhitungan pendapatan
PT. Induk menguasai 80% kepentingan PT. Anak, laporan laba-rugi individual tahun 2003 sbb :

Induk
Anak
Sales
COGS
Rp600.000.000
(Rp300.000.000)
Rp300.000.000
(Rp180.000.000)
Gross profit
Expense
Rp300.000.000
(Rp100.000.000)
Rp120.000.000
(Rp70.000.000)
Parent separate income
Rp200.000.000

Subsidiary’s net income

Rp50.000.000

Penjualan antar perusahaan tahun 2003 sebesar 100.000.000 dan pada akhir tahun terdapat unrealized profit 20.000.000 yang tersimpan dalam stock akhir.
·       Jika downstream sale, maka minority interest income =
         50.000.000 net income of subsidiary  x  20%  = 10.000.000
·       Jika upstream sale, maka minority interest income dihitung :
        (50.000.000 net income of subsidiary – 20.000.000 unrealized) x 20%  = 6.000 .000     

Dalam penghitungan consolidated net income, perbedaan net income perbedaan net income antara downstream dan upstream terletak pada minority interest income, sedangkan eliminasi intercompany purchases & sales serta intercompany inventory adalah sama.

PT. Induk & Subsidiary
Consolidated Income statements
For the year ended Desember 31, 2003

Induk
Anak
Sales (900.000.000-100.000.000)
COGS (480.000.000+20.000.000-100.000.000)
Rp800.000.000
Rp400.000.000
Rp800.000.000
Rp400.000.000
Gross profit
Expense (100.000.000+70.000.000)
Rp400.000.000
Rp170.000.000
Rp400.000.000
Rp170.000.000
Total realized income
(-)Minority interest income
Rp230.000.000
(Rp10.000.000)
Rp230.000.000
(Rp6.000.000)
Consolidated net income
  Rp220.000.000 
  Rp224.000.000 

Apabila metode equity yang digunakan, maka konsep one-line consolidation harus tetap dipertahankan.

Downstream
Upstream
Downstream


Induk separate income
Rp200.000.000
Rp200.000.000
(+) Income from Anak


       Equity in income reported by Anak (50.000.000x80%)
Rp40.000.000

 (-) Unrealized income
(Rp20.000.000)

Upstream


Equity from Anak’s income realized

Rp50.000.000
(-) Unrealized income

(Rp20.000.000)
(x) Ownership (%)

80%
Induk (and consolidated) net income
Rp220.000.000
Rp224.000.000